Minggu, 21 Juli 2013

Kita dan Kenangan :')

Pertama kali aku melihatnya, tak sekalipun aku mengira bahwa lelaki itu akan menjadi bagian penting dari hidupku.
Dia hanyalah seorang lelaki biasa yang datang dengan senyuman, meski tanpa kusadari betapa senyumannya itu akan meluluhlantakkan duniaku.
Dia hanyalah seorang lelaki biasa yang menyapaku dengan candaannya.
Tak ada yang istimewa darinya. Hanya saja jika tanpa dia... duniaku tak ada artinya!

***

Halo kamu :) Maafkan diksi puisiku yang kurang sempurna, akhirnya kita bertemu lagi. Bagaimanakah kabarmu? Apakah kamu ingat tanggal berapa sekarang, Prince Jutekku? Ah, kamu pasti lupa. Setahun lalu, 21 juli 2012. Awal yang sederhana, hanya sebatas teman yang kukagumi sifatnya. Misterius. Justru itulah kelebihan sosokmu. Dengan senyuman manis dan berbagai kekonyolanmu, semua berubah. Menyusun setiap fragmen kenangan indah yang terkadang kunikmati sendiri. Entah denganmu.

Bolehkah kuceritakan awal kisah ini? Gurauan sederhana yang tak terpungkiri membuatku tersenyum. Rangkaian kata-kata manis yang kita lontarkan bergantian tak jarang membuatku tersipu. Tersenyum bahagia. Ah, entahlah... Dulu kita sangat nyaman dengan ketidakjelasan ini. Dengan tanpa janji dan ikatan, kita tertawa bersama. Saling bertukar lelucon dan cerita aneh yang membuatku semakin mengenalmu, pangeranku.

Sosok cuek itu mulai bertransformasi menjadi pria manis yang penuh perhatian. Jelas saja aku tersanjung, diperlakukan bagai putri dan dipanggil bidadari. Betapa bahagianya saat-saat itu, ya, meski tanpa status.

Dulu, saat masih ada kamu, aku seringkali menatap layar handphoneku dengan senyum kecil. Membaca berbagai panggilan menggemaskan yang kamu tujukan untukku. Dulu. Disaat semua terasa manis.

Detik bergulir dan waktu berganti, sudah hampir setengah tahun berlalu semenjak kisah ini dimulai. Percakapan manis kita mulai tergerus rasa bosan, dan pangeranku yang dulu mengagumkan entah menguap hilang kemana.

Terang saja, aku takut kehilangan. Setiap kali dia ucapkan kata tenang, hatiku bergejolak. Aku tak ingin figur mempesona ini pergi, apalagi ketika hatiku memintanya bertahan. Tapi nyatanya, setiap detik yang berlalu membuat kita terpisah semakin jauh. Aku mulai tak lagi mengenalmu; kamu yang sekarang, kamu yang mulai berubah jadi kenangan.

21 juli 2012. Mungkin hanya sekadar angka tak bermakna bagimu. Ya biarlah, aku tak mungkin marah. Tak ada kata sesal, bukan? Untuk apa menyesali sesuatu yang membuatku bahagia? Menyesali kamu?

Sosok cuek yang memperhatikan setiap detail. Penggemar futsal dan pecinta Los Blancos sejati. Penyuka warna putih yang tak bisa hidup tanpa bola. Jutek. Dingin. Dan manis.
Maaf, jika sedikit saja kau luangkan waktu untuk membaca tulisan ini. Aku yakin kamu akan bosan, merasa gerah dengan aku yang gemar memutar kenangan. Tapi sudahlah... Kenangan manis kadang tak selamanya diingat, bukan?
Terimakasih kamu ;) pangeran jutek yang menyebalkan, penderita insomnia yang tak bisa berhenti mengataiku bawel.

Selamat tanggal 21 juli, Kamu. Masih ingin membuat cerita tentang kita? :p