Rabu, 05 Juni 2013

Mendewakan Kepedihan

Aku benci dunia. Aku benci hidup. Semua menampar aku dengan kejinya dan membuang aku ke kebusukan terdalam. Tak ada yang peduli, meski hari berganti kelam. Tak ada kata mengerti, meski derai air mata terpaksa kutahan disetiap detiknya. Aku mencoba tegar, memendam rasa sakit itu dalam diam. Tak pernah kutunjukkan rasa sakitku, meski kadang aku sendiri hampir gila dibuatnya! Siapa yang peduli? Untuk apa mereka peduli?

Aku benci hidup. Aku benci mereka! Disaat semua hujatan itu diarahkan padaku, aku berpura-pura tak mendengar… atau bahkan hanya sekadar tak ingin mendengar. Lagi-lagi aku benci hidup, karena semua yang hidup seakan membenciku dan tak mengharapkan aku ada. Lagi-lagi aku ingin bertanya pada yang mengutusku disini, untuk apa aku hidup? Jika bahkan untuk menyenangkan seorang manusiapun aku tak bisa. Jika bahkan seorang temanpun tak aku miliki.

Apa ada yang mengerti aku? Saat dia pikir dia mengerti, itu munafik! Mereka selalu ingin dimengerti, tanpa pernah berusaha merasakan bahwa aku juga ingin dimengerti. Aku juga ingin dipedulikan. Setiap hinaan yang mereka lontarkan jelas melukai aku, dan menghinaku seakan rongsokan. Aku tak suka dilahirkan dan seringkali berharap tak pernah dilahirkan. Aku lebih suka tak ada daripada hidup hanya sekadar jadi benalu. Tak adakah kisah yang lebih baik untukku? Apa hanya untuk ini aku hidup? Kenapa tak seorangpun menganggapku penting?

Iya! Aku memang cuma parasit yang menggangu! Dan jika kalian menyadarinya, kenapa tidak kalian bunuh saja aku? Biarkan aku menerima kesenangan. Aku jelas lebih suka mati! Ayoo, tunggu apalagi? Bunuh aku sebelum semua perkataan dan cacian mereka membuat aku gila. Tolong, bunuh aku!





Baca lanjutannya disini : Mendewa(sa)kan Kepedihan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar