Sabtu, 07 Februari 2015

Aku Cuma Ingin Jatuh Cinta

Ini mungkin akan jadi salah satu momen awal tahun yang termanis, mengalahkan kenangan, membuat masa lalu malu karena kisah-kisahnya yang dangkal. Ini memang bukan yang pertama, karena yang pertama tak selalu berarti yang teristimewa, kan?

Aku memang keras kepala, rasanya sia-sia jika kisah tentangmu ini cuma kupendam dalam-dalam, kuputar ulang setiap malam tanpa menjadikannya abadi. Mungkin memang sedikit mustahil berharap kamu akan membacanya, tapi, sabodoteing! Aku terlalu bahagia untuk peduli.

Panggil saja dia Tuan Angin. Yah, kalau boleh jujur, aku memang sudah mulai bosan menjuluki seseorang, tapi, karena ini bukan buku harian, jadi penggunaan sedikit nama julukan boleh, kan? Dia, pria yang unik. Logatnya yang medok khas pulau dewata, senyumnya yang menawan, serta tatapan matanya dengan iris coklat tua yang sumpah demi rainbow jelly milk tea selalu membuatku ingin berlama-lama memandanginya.

Kami berceloteh begitu banyak, tertawa, lalu saling menatap, saling mengagumi, kemudian mengulum senyum, menanti siapakah yang akan terlebih dulu tersipu malu, lalu menikmati rona merah di pipinya. Itu adalah pertama kalinya pipiku sakit karena terlalu banyak tersenyum. Memang sakit, tapi aku tak bisa berhenti; dan akupun tak mau berhenti.

Kalian yang sudah lama mengenalku pasti tahu, aku selalu ragu dalam banyak hal termasuk cinta. Aku selalu khawatir akan sesuatu yang ada di luar kendaliku, seringkali merasa cemas karena terlalu banyak berspekulasi. Sekarang, aku tak mau lagi sibuk menerka-nerka, entah soal luka, soal membiarkan seseorang memiliki andil untuk membuatku menangis, soal berapa lama kami akan bertahan, soal bagaimana kami akan berakhir. Aku tak peduli. Kali ini, aku cuma ingin bersama dia yang membuatku bahagia, tanpa perlu takut akan kesedihan. Aku cuma ingin jatuh, meskipun mungkin akan sakit, meskipun mungkin akan tergores, tapi aku tetap ingin jatuh.

Aku cuma ingin berhenti khawatir soal apa yang akan terjadi, dan mulai menikmati apa yang sedang terjadi.


Aku cuma ingin jatuh cinta, Tuan.

Masa bodo soal patah hati dan embel-embelnya...